Bukan hanya Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa, yang memberikan pujian pada LDII mengenai karakter dan kegiatan positifnya. Kali ini, acungan jempol itu datang dari ketua MUI Kabupaten Malang bidang Dakwah, Wachid Ghozali. Pemilik nama sapaan Gus Wachid atau yang juga terkenal dengan sebutan Kyai Arema ini menyebutkan bahwa generasi pemuda LDII merupakan contoh yang baik bagi sebayanya dan tentu sangat membantu program dakwah MUI Kabupaten Malang. “Saya kagum, terkesan dan senang dengan pemuda LDII, bahwa dakwah mereka berjalan tertib dan selalu dipandang baik oleh masyarakat. Ini tentu tidak mudah, mereka semua bisa satu suara dan sangat rukun. Saya yakin ini dihasilkan dari pengajian rutin yang terbina dengan baik,” ungkapnya. Ia juga mengaku, ada rasa bangga yang sangat besar bisa menjadi pemateri undangan dalam Pengajian Pemuda LDII Se-Malang Raya yang dilaksanakan Minggu (17/9) lalu. Kegiatan rutin setiap 6 bulan sekali ini dihelat di Masjid Nasrulloh, Jalan Raya Abdul Mukti Nomor 99 Tawangrejeni, Turen, Kabupaten Malang dan dihadiri oleh sebanyak 2028 orang peserta.
Abdulloh Wakit, Ketua DPD LDII Kabupaten Malang, sengaja menghadirkan Gus Wachid ditengah ribuan pemuda LDII untuk memberikan ceramah dan berbagi ilmu mengenai dakwah. Pertemuan ini ternyata bukan yang pertama kali bagi dua pemuka agama yang memiliki nama sapaan yang cukup identik ini. “Setiap ada acara LDII di Kabupaten Malang, selalu ada undangan yang diberikan pada Gus Wachid. Kami cukup sering bertemu di suatu acara, sharing mengenai program kerja MUI maupun LDII dan akan saling mendukung. Karena itulah, Gus Wachid diundang untuk bertemu pemuda LDII untuk semakin mempererat silaturahmi dan supaya bisa melihat secara langsung kegiatan LDII,” ungkap pria yang sering disapa Abah Wakit ini.
Dalam materi dakwahnya. Gus Wachid menyampaikan pada pemuda LDII bahwa untuk menjadi generasi suskes, ada 5 kunci rahasia yang harus dipegang teguh. Pertama, generasi muda harus rajin menghadiri Majelis Taqlim atau pengajian. Gunanya untuk mendapatkan ilmu agama, sehingga tidak fokus kuliah saja, namun mempersiapkan bekal untuk di akhirat. Kedua, tertib sholat 5 waktu. Bahkan kalau bisa, ditambah sholat sunnah yang dikerjakan secara rutin. Ia menjelaskan, sholat sunnah ini bisa menjadi amalan andalan. Selanjutnya, kunci ketiga adalah menjaga pergaulan. Bagi Gus Wachid, inilah yang mejadi tantangan pemuda Indonesia di era digital. “Sekarang mau apa-apa gampang, tinggal lihat handphone atau tablet. Semua serba digital. Bergaul dengan orang lain pun semakin bebas dan tidak bisa dibatasi, sedangkan sebagai generasi muda, kita harusnya pandai memilih teman atau lingkungan bergaul,” pungkasnya. Kunci keempat juga tidak kalah penting, yaitu berbuat baik pada orang tua. Pendidikan anak dimulai dari lingkungan keluarga, dan sikap baik tidaknya seseorang bisa dicerminkan melalui seberapa hormatnya ia pada orang tua.
Terakhir, adalah memiliki amalan yang istiqomah, dilakukan secara rutin dan dengan niat mencari pahala dari Allah. 5 kunci sukses inilah yang selalu dipesankan pada pemuda dalam kegiatan dakwah Gus Wachid. Baginya, saat ini, pemuda LDII telah memiliki semuanya dan mampu dijadikan kader untuk memberi contoh pada orang lain. “Saya pribadi berterimakasih pada LDII karena telah membina generasi mudanya dengan sangat baik sehingga bisa membantu program dakwah MUI Kabupaten Malang. Kami sangat terbantu,” tutup Gus Wachid. Di penghujung acara, pemuda LDII tidak melewatkan kesempatan untuk bersalaman dan foto bersama dengan pria yang senang mengenakan pakaian berwarna putih ini. Pengajian Pemuda LDII Se-Malang Raya pun ditutup dengan doa bersama kemudian saling bersalaman dan foto bersama dengan Gus Wachid dan jajaran undangan lainnya.