Menurut Undang-Undang Kepemudaan Nomor 40 Tahun 2009, yang dikatakan pemuda ialah orang yang berusia 16-30 tahun. Sedangkan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dikategorikan sebagai pemuda ialah orang yang berada dalam rentang usia 15-25 tahun.
Jika ditotal, jumlah pemuda Indonesia mencapai 65 juta jiwa dari 250 juta penduduk Indonesia. Suatu angka yang fantastis.
Publik menilai, saat ini pemuda Indonesia masih berada di persimpangan jalan. Pemuda Indonesia belum sepenuhnya memberi inspirasi perubahan. Apa pasal? Saat ini pemuda Indonesia dinilai sepenuhnya belum memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. Sebaliknya, sebagian pemuda Indonesia malah menjadi beban negara.
Bagaimana tidak? Dari data yang tercatat, pemuda Indonesia yang terjerat kasus narkoba sebanyak 26,4 persen. Catatan kepolisian, pelaku narkoba pada triwulan I-2012 adalah pemuda, baik sebagai pengedar maupun pengguna. Ditambah lagi rendahnya akhlak pemuda kita yang angkanya mencapai 15,5 persen. (Kompas, 28/10/2013).
Tengoklah berita yang disajikan oleh media cetak maupun elektronik akhir-akhir ini. Kasus yang menyeret nama pemuda begitu tampak dipelupuk mata. Mulai dari perkelahian pelajar dan mahasiswa. Tak terkecuali seks bebas yang telah melanda remaja SMA dan SMA. Bahkan, data KPAI, 6 dari 10 pelajar kita tidak perawan lagi. Sungguh miris.
Baru-baru ini pun terungkap kasus video tak senonoh yang melibatkan siswa dan siswi SMP. Ada pula penyiraman air keras, pembunuhan sadis, miras, pencurian dan kejahatan lain.
Kebanyakan kasus yang terjadi menyinggung kelompok usia produktif. Lantas apa yang kita lakukan dalam menghadapi kasus ini?
Tahun 2014 ini adalah tahun penuh dengan berpacu, para caleg berpacu untuk menjadi anggota legislatif, capres berpacu untuk menjadi presiden bahkan di tingkat international Spanyol berusaha mempertahankan gelar juaranya di piala dunia. Belanda yang 3 kali menjadi finalis piala dunia tahun ini pun berusaha untuk menjadi juara, Brazil sebagai tuan rumah juga berpacu untuk menjadi juara.
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sebagai organisasi dakwah tidak tinggal diam. LDII juga berpacu dengan program pembinaan generasi mudanya berusaha mengembalikan peran pemuda pada rel yang benar. Sebagai wujud konkritnya adalah Pembinaan LDII kepada remaja saat malam pergantian tahun dengan casino online cara positif.
LDII di berbagai wilayah seantero nusantara kompak membina pemuda Indonesia. LDII mempersiapkan pemuda Indonesia menjadi generasi emas. LDII mencetak generasi profesional religius.
LDII memiliki program yang dinamai “Tri Sukses Generasi Penerus”. Yaitu membentuk pemuda menjadi sosok yang alim/fakih, berakhlakul karimah dan mandiri.
Untuk mewujudkan tiga rencana besar tersebut maka LDII giat melakukan pembinaan. LDII memulai pembinaanya dari level akar rumput (grassroot). LDII mendidik pemuda mulai dari tingkatan Pimpinan Anak Cabang (PAC), Pimpinan Cabang (PC), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), hingga tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Untuk memperlancar tujuan mulia tersebut, LDII membentuk Penggerak Pembina Generus (PPG).
Dalam hal pembinaan karakter, LDII rutin mengupas hadis-hadis besar yang menjelaskan tata krama ala Rosululloh SAW. LDII mempelajari Hadis Sohih Bukhori, Sohih Muslim, Sunan Nasa’i, Sunan Abu Dawud, Sunan Termidzi, dan Sunan Ibnu Majah. Tahun 2014 ini semua warga LDII secara nasional berpacu untuk mengadakan asrama pengajian Hadits Ibnu Majah Jilid III.
Pembinaan kemandirian juga selalu LDII lakukan. Mulai dari pelatihan kewirausahaan, penyuluhan kesehatan, workshop hijab syar’i, sepak bola, pramuka, workshop Information and Computer Technology (ICT), silat, Camping Cinta Alam Indonesia dll.
LDII setahun sekali rutin mengadakan perkemahan nasional. Perkemahan yang berlabel Camping Cinta Alam Indonesia (CAI) digelar di Bumi Perkemahan Kosambiwojo, Kumbokarno, Jombang, Jawa Timur. Pekemahan tersebut dihadiri oleh utusan seluruh kabupaten/kota seluruh Indonesia. Ditambah lagi utusan dari luar negeri. Begitupula pada tingkat DPD, LDII juga mengadakan camping CAI.
LDII memegang slogan : kecil terbina, remaja terjaga,muda berkarya, keluarga bahagia, tua bersahaja, mati masuk surga. LDII menolak kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Pada faktanya Pemuda binaan LDII menjadi trend setter bagi generasi penerus bangsa secara umum. Semoga dengan pembinaan yang intensif dan berkesinambungan generasi penerus Indonesia dapat menjadi pemuda yang berubah kearah yang positif kedepannya. Menjadi harapan bersama, pemuda Indonesia dapat menjadi pemuda yang cerdas, santun, dan mandiri. (Dimuat daam bentuk opini di Radar Jember, 12 Januari 2014)