Berbagai piagam penghargaan dan sertifikat menggantung rapi di dinding salah satu kantor pendidikan sekolah. Tertempel akreditasi A yang baru di dapatkan oleh sekolah itu bulan lalu. Banyaknya penghargaan yang tertempel nyaris tak ada ruang tersisa di dinding atas ruangan tersebut. Duduk seorang guru cantik yang selalu bersemangat setiap hari dan selalu datang setiap pagi. Bahkan satpam dan bagian administrasi belum datang, ia sudah datang terlebih dahulu.
Masih di ruangan yang sama, berjajar ratusan piala kebanggaan sekolah yang tersusun rapi di dekat tembok bagian tengah. Sebagai sekolah pendidikan kesetaraan yang bergabung dengan pondok pesantren bisa di bilang saat ini masih berumur jagung. Ia tak menyangka jika sekolah tempatnya mengabdi, diganjar Akreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional. Sebuah sekolah kesetaraan, baru 5 tahun berdiri, fasilitas seadanya, baru sekali akreditasi, langsung dapat A sungguh luar biasa.
Ialah Marrisa Rizqil Haque, sosok dibalik semua itu. Saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikululum sekaligus guru Bahasa Inggris PKPPS Al Muflihun Kota Malang, Jawa Timur. Guru muda berusia 29 tahun yang telah berkeluarga dan memiliki 2 anak ini masih tetap semangat mengabdikan ilmunya pada murid-muridnya.
Menerawang kembali ke masa lalu, saat pertama kali melihat sebuah gedung sekolah yang kecil, 5 tahun silam. Kala itu, di depan pintu kantor yang kecil dan sempit, ia bergumam, “Sekolah dengan fasilitas seadanya ini bagaimana nasibnya kedepan? Apakah bisa bersaing dengan sekolah-sekolah Negeri yang lain?”
Jujur kondisi PKPPS Al Muflihun di tahun itu masih sangat sepi, minim peminat saat pembukaan. Umumnya orang tidak tertarik menyekolahkan anaknya di sekolah kesetaraan ini. “Mau jadi apa nanti?”
Padahal disini bisa sekolah sekaligus mondok di pesantren, ilmu akhirat dapat ilmu dunia juga dapat.
Upaya agar calon wali murid percaya
Sebagai sekolah baru yang masih belum dikenal luas, sehingga para calon orang tua wali murid pun enggan percaya 100% pada sekolah ini. Permasalahan tersebutpun dibahas dalam rapat sekolah, Marrisa mengusulkan “Bapak ibu, menurut saya cara efektif agar orang percaya itu ya perlu dibuktikan. Maka saya mengusulkan pembuktiannya dengan prestasi murid-murid kita”. Usulan itu pun disetujui dan Marrisa di tunjuk sebagai koordinatornya.
Ia pun gerak cepat mengkader dan membangkitkan minat dan bakat dari murid yang potensial untuk mengikuti banyak lomba. Nah, diantara murid ada anak yang berbakat dalam public speaking salah satunya bernama Farhat Huda. Ia tergolong anak yang tekun dan rajin di kelasnya. Ia sering peringkat satu dan memiliki motivasi yang tinggi untuk berprestasi. Ia mempunyai cita-cita untuk bisa mendapatkan beasiswa masuk kuliah di perguruan tinggi. Hal itu sinkron dengan keinginan sekolah yang ingin dikenal luas dengan bukti prestasi murid-muridnya. Maka Farhat Huda ini dibina, dididik, dilatih agar bisa menjuarai lomba-lomba baik tingkat regional, nasional bahkan internasional. Alhamdulillah terwujud, bisa juara dimana mana dan masuk perguruan tinggi negeri dengan beasiswa.
Mengemban sebagai koordinator lomba di tingkat sekolah, Marrisa ditugasi untuk mengarahkan serta mengembangkan murid-murid untuk berprestasi. Ia dengan sabar dan telaten melakukan pendampingan, pembimbingan pada mereka. Dalam proses berjuang mengikuti lomba, tak lupa ia ingatkan murid-muridnya, “Nak, ikhtiar kita kerjakan tapi tetap jangan lupa selalu berdoa dan menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT” ujarnya.
Lalu jika ternyata hasilnya belum menang atau belum juara ia beri motivasi murid-muridnya, “Ingatlah anak-anakku keberhasilan dalam proses itu adalah lebih penting daripada hasil. Artinya jika kalian instropeksi ternyata proses yang dilakukan itu sudah maksimal maka sebenarnya kalian sudah juara, Good Job”.
Tambahnya lagi, “Kalian sudah hebat mau bergerak di luar zona nyaman dan mau berusaha untuk meraih sesuatu yang di luar kebiasaannya, bagi saya itu sudah luar biasa”. Sambil menampilkan mimik semangat di wajahnya.
Singkat cerita sekolah tersebut akhirnya memenangkan banyak perlombaan diantaranya Juara Favorit Management Darma Cendika Video Competition 2020 tk. Jawa Timur; 3rd or bronze title winner of the online competition End Of Year Competation in the Biology on December 22, 2020. tk. Nasional; Juara Harapan I Lomba Cipta Baca Surat Terbuka Untuk Menteri Pendidikan tk. Jawa Timur th. 2021; Juara 3 Lomba Video Konten Pelajar dan Mahasiswa tk. Nasional th. 2021; Juara 2 ITDA Video Event Pelajar SMA, dalam rangka memperingati hari raya idul adha tk. Nasional, th. 2021; Juara 1 ITDA Video Event Semarak Hari kemerdekaan Pelajara SMA, tk. Nasional, th 2021; Juara 1 Lomba Video Edukasi Optimalisasi Vaksin Covid-19, Indonesian Nurse Student Friendly Match, tk. Nasional, th 2021; Juara 3 Lomba Dakwah IFEST ITN ISLAMIC FESTIVAL tk.Jawa Timur, th 2021; Juara 2 Lomba Pidato Bahasa Indonesia dalam rangka Bulan Bahasa Pemoeda 2021, tingkat nasional; TOP 10 Lomba LKTI PORSIMAPTARAKPOL 2021, tk. Internasional; Juara 2 lomba video kreatif pelajar SMA, dengan tema Upaya peningkatan Imunitas bagi penderita Covid-19, tk. Nasional. Th 2021; Juara 1 Lomba Pidato Hari Guru Nasional, diselenggarakan Rumah Sastra Seni, tk. Nasional, th 2021; Juara 3 Lomba Pantun Hari Guru Nasional, diselenggarakan Rumah Sastra Seni, tk. Nasional, th 2021; Karya Berbakat Lomba Poster Hari Guru Nasional, diselenggarakan Rumah Sastra Seni, tk. Nasional, th 2021; Juara 2 Lomba Pidato dalam rangka Hari Ibu, diselenggarakan Drawing Kids, tk. Nasional 2021; Juara 3 Lomba Puisi dalam rangka Hari Ibu, diselenggarakan Drawing Kids, tk. Nasional 2021. Dan lain-lain.
Berkat kesuksesannya meraih banyak juara akhirnya sekolah kesetaraan ini di kenal masyarakat luas, para calon wali murid percaya dan peminatnya makin banyak bahkan membludak dan sampai ada yang ‘inden’ masuk kesitu.
Pernah ingin berhenti jadi guru
Seorang guru, menurut Marrisa adalah suatu pengabdian. Ia pun juga bahagia melakukannya meskipun gaji yang diperoleh tidak seimbang dengan dedikasinya. Di tahun kedua mengabdi sebagai seorang guru, ada kejadian yang hendak merobohkan niat pengabdiannya yaitu saat salah satu muridnya berniat untuk mencelakainya. Muridnya mensabotase sepeda motor yang biasa ia kendarai untuk pulang pergi menuju tempat mengajar. Ketika hal itu terjadi, tentu ia sangat kecewa berat karena murid yang ia perjuangkan, dengan mudahnya ingin berbuat hal yang tidak baik kepadanya. Dan parahnya Itu dilakukan oleh murid yang bersangkutan lebih dari satu kali hingga murid tersebut terancam dikeluarkan dari sekolah tersebut.
Akibat kejadian itu, ia memutuskan untuk berhenti jadi guru. Namun keputusan itu dibatalkan sebab rasa sayang kepada muridnya mengalahkan rasa kecewanya. Ia dengan legowo memaafkan murid tersebut dan mencegah proses pengeluarannya. Guru cantik, baik dan inspiratif itu begitu mulia hatinya. Ia yang saat ini menempuh program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajab kemendikbud, masih tetap mengabdi sebagai seorang guru.
Kisah perjuangan mendapatkan Akreditasi A
Setelah berhasil menjadikan sekolah kesetaraan ini berprestasi, dikenal dan diminati. Tak cukup segitu, sekolah ini butuh pengakuan negara dengan mendapatkan akreditasi. Situasi sulitpun ia hadapi sebab harus mempersiapkan akreditasi bersamaan dengan tugas rutinnya. Saat itu ia didapuk bertanggung jawab dalam pengumpulan berkas kurikulum untuk kelengkapan visitasi akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional. Sekaligus harus mempersiapkan ujian kenaikan kelas mata pelajaran Bahasa Inggris, sekaligus mengajar.
Banyak hambatan yang ia temui dalam menjalankan tugas persiapan akreditasi. Lamanya para guru dalam pengumpulan berkas perangkat pembelajaran. Molor dari deadline yang sudah ditentukan. Akhirnya ia mengatasinya dengan cara menjemput bola. Aktif menanyakan tentang proses kemajuan pengumpulan atau pengerjaan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan. Tak bosan-bosan ia mengingatkan lewat telp, WA, japri agar pengumpulan dokumen segera cepat terkumpul sebelum visitasi BAN.
Meskipun banyak sekali hambatan, Alhamdulilah di hari-H visitasi seluruh dokumen bisa terkumpul 100% dan tepat waktu. Alhamdulillah dengan terkumpulnya seluruh dokumen tepat pada waktunya, setiap petugas BAN meminta dokumen ini dokumen itu bisa menunjukkan secara lengkap dan semua ada. Petugas BAN puas dan hasilnya sekolah kesetaraan itu mendapatkan predikat Akreditasi A. Ini adalah pencapaian luar biasa dari yang sebelumnya belum terakreditasi, sekali akreditasi langsung mendapatkan A. Marrisa pernah berujar, “Mengajar adalah cinta, jika aku tidak mengajar maka aku kehilangan cinta”
Salwa Aziziah
Ulya PKPPS Al Muflihun